Saturday, January 17, 2009

Visi Pemimpin & Peran Planner (2)

Kerjasama antara Pemimpin dengan konsultan perencana penting dalam menerjemahkan visi pembangunan kota/negara. Contohnya adalah Lee Kuan Yew dengan Winsemius dalam fase awal pembangunan seperti kisah di bawah ini.

Tantangan pertama bagi Singapura yang baru berdiri adalah pembangunan ekonomi. Tingkat pengangguran mulai meresahkan, sementara belas tahu industri yang akan dikembangkan.

Ide pertama, usulan sebuah pabrik minuman untuk mengembangkan pariwisata, maka dibentuklah Singapore Tourist Promotion Board. Yang diminta memimpin Runme Shaw dari Shaw Brothers. Ini menunjukkan bahwa sejak awal Singapura bekerja sama dengan swasta.

Insentif diberikan kepada industriawan lokal, pembuat kosmetik, krim rambut, minyak goreng, dan sejenisnya. Lalu produsen Hong Kong, Taiwan diundang untuk memindahkan industri mainan, tekstil dan garmen ke Singapura dengan insentif tertentu.

Kendala yang nyata ialah wilayah sempit, cadangan air terbatas, sehingga kurang menarik. Kawasan industri Jurong dibangun dengan dana besar tapi tetap sepi.

Langkah lain ialah mendata dan mengelola aset properti peninggalan Inggris. Ini dilakukandengan membentuk Bases Economic Conversion Department. Beberapa yang strategis: Dok kapal di Sembawang digarap, selanjutnya disewa pemrintah AS untuk perbaikan kapal; bekas markas Gurkha jadi resor wisata pulau Sentosa. Bekas pangkalan AU Inggris di Changi jadi Bandara Internasional Singapura. Tangsi militer Pasir Panjang jadi Universitas Nasional Singapura.

Terobosan besar terjadi pada akhir 1968 dengan masuknya Texas Instrument, disusul HP, yang membuka industri asembling semi-konduktor. Tahun 1970 GE masuk dan membangun pabrik asembling. Investasi ini segera menjadi penyerap tenaga kerja terbesar. Sekaligus menjadikan Singapura sebagai pengekspor utama barang elektronik.

Tahun 90an Singapura menjadi pengolah minyak terbesar ketiga setelah Houston dan Rotterdam (?). Dan, pusat perdagangan minyak terbesar ketiga setelah New York dan London.

Ketajaman analisis dan usulan rencana Winsemius yang lain ialah agar Singapura mengambil peran sebagai salah satu pusat pasar uang dunia. Idenya, pasar uang dunia mulai di Zurich pukul 0900, diikuti Frankfurt, lalu London. Saat Eropa sore tutup, New York mulai buka, dan ketika New York sore tutup San Fransisco. Nah saat San Fransisco tutup pasar uang dunia berhenti, ada jeda waktu sebelum Zurich buka. Inilah peluang Singapura. Kini volume transaksi di Singapura keempat terbesar, setelah London, New York, dan Tokyo.(Risfan Munir)

(Sumber: Lee Kuan Yew - Membangun Gardu Menjadi Negeri Kelas Satu, dalam "Reaching for the Best", edisi khusus Majalah Intisari, 2005)

No comments: