Sunday, May 28, 2006

Demokrasi dan Ekonomi

Ok dengan demokrasi, tapi ujian bagi bangsa ini, setelah 8 tahun reformasi yang membuka pintu lebar2 bagi arus demokrasi.

Setelah delapantahun apa yang didapat rakyat? Rasanya kok berputar-putar saja. Ungkapan aspirasi, kebutuhan bergeser jadi konflik un berbagai alasan yang semakin superficial dan remeh.

Pertanyaannya, akankah masyarakat tetap sabar menunggu perbaikan nasibnya. Sementara dengan naiknya harga BBM dengan multiple effect-nya semakin menurunkan daya beli masyarakat.

Krisis energi semakin dirasakan. Rencana PLN untuk privatisasi yang ditolak pemerintah/dewan, membuyarkan skenario pengembangan kapasitasnya. Sebagai akibatnya maka kemampuan PLN dalam menjamin kestabilan pasokan energi layak dikhawatirkan.

Tandanya sudah mulai dilakukan penggiliran pasokan listrik untuk industri. hal ini tentu akan segera berdampak pada kemampuan mengundang investor baru, bahkan deindustrialisasi sangat mungkin terjadi.

Lalu bagaimana? What next? Apakah pesta demokrasi (yang chaotic) ini akan dibiarkan terus berkepanjangan. Tidakkah keresahan dan ketidakpastian yang semakin parah ini bisa menjadi lahan subur yang dimanfaatkan oleh kehadiran "diktator" baru yang menjanjikan kestabilan.***