Tuesday, March 17, 2009

Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Bekasi

Kota Bekasi genap berusia 12th. Tapi yang ulang tahun tentu Pemdanya ya. Kalau kota/ wilayahnya kan sudah tua ya. Setidaknya waktu Chairil Anwar nulis sajaknya Bekasi juga sudah jadi permukiman yang relatif berkembang.

Kota Bekasi juga tidak tumbuh pesat karena "ditunjuk" sebagai kota satelit. Ya alamiah saja kan, Jakarta meluas hingga Jabodetabek. Lalu dipicu dengan terbangunnya jalan tol Jakarta - Bekasi, dan kemudian Cikampek hingga Bandung.

Permasalahan Kota Bekasi menurut saya ciri khas "urban fringe", pinggiran metropolitan dunia ketiga yang amburadul umumnya. Lahan terasa menyempit karena kepadatan kian tinggi. Di luar itu ada Kabupaten Bekasi yang lahannya relatif luas, yang juga sedang bergeser dari pertanian ke industri. Ini mengundang penduduk, yang kegiatan sosial dan belanjanya ke Kota Bekasi.

Untuk kota sepadat Bekasi ini mungkin ruang untuk industri sudah sulit, yang mungkin adalah untuk pembangunan sektor jasa: pertokoan, perkantoran, hotel, rumah sakit, sekolah. Untuk ruang terbuka hijau, harus ada niat (dan tekanan dari masyarakat) agar setidaknya RTH yang tersisa dipertahankan.
Soal lapangan kerja, menurut saya banyak pembukaan kesempatan kerja baru. Tapi penduduk pendatang juga tinggi pertumbuhannya. Ada juga masalah terdesaknya pekerjaan tradisional pertanian ke sektor perkotaan. Repotnya pekerja pertanian itu 'penduduk lama' (untuk tidak bilang asli), sementara yang mengisi sektor perkotaan banyak pendatang. Setidaknya itu yang saya amati selama dua dekade ini.

Selain padat, dari segi lingkungan juga ada banyak kawasan rawan banjir (genangan), karena banyaknya rawa, penampung air yang diurug jadi perumahan.

Pemkot dengan kondisinya memang akan dituntut untuk lebih fokus ke pemeliharaan, pembangunan sosial (pendidikan, kesehatan, keamanan, ketertiban). Masalahnya uangnya dari mana. Bagi hasil untuk kota biasanya tak sebanyak pemilik SDA.
Peluang yang nyata ya "pajak pembangunan-1" (hiburan, rumah makan) yang langsung diterima Pemkot. Maka dibukalah izin-izin mal dan sarana hiburan.

Bagaiman kota Bekasi ke depan? Ya oke-oke saja kali ya.
Tapi mungkin selain pemeliharaan prasarana, sarana, pendidikan dan kesehatan.
Pengembangan ekonomi lokal, khusunya yang mikro dan informal (keakyatan) perlu
diprioritaskan, karena angka pengangguran yang tinggi bisa menimbulkan kerawanan sosial.

Selamat ulang tahun Pemkot Bekasi. [Risfan Munir]

No comments: