Mungkin kalau pakai Scenario Planning dalam pengertian formal sebagai model rencana (Pak Aunur) akan menimbulkan prosedur tersendiri. Biasanya "nama" itu penting bagi birokrat, kalau SK nya Strategic Planning, ya takut/mempertanyakan yang namanya lain.
Bisa juga skenario dalam pengertian terbatas, sebagai "alat" dalam memperkirakan masa depan. Skenario adalah alat untuk memperkirakan apa-apa yang tidak bisa diforcast karena adanya beberapa faktor yang memang sulit diramal, misalnya: siapa, partai apa yang menang nanti? sehingga dibuat skenario kalau yang menang orang/partai yang berhaluan A, implikasinya ...; kalau yang menang B implikasi kebijakannya bisa ....
Ada pengertian lain dari skenario adalah tentang bagaimana "pola rangkaian kejadian" masa mendatang (baca: Peter Schewart, "The Art of Long View"). Misalnya: Skenario linier, mengandaikan trend ke depan akan seperti saat ini. Kalau trend sekarang parah, ya makin parah saja. Skenario cyclical, seperti roda, (ekonom: conjuctur) secara periodik naik, hingga titik tertentu lalu turun, lalu naik lagi, dst.
Skenario challenge-response - didasari keyakinan tiap kejadian tentu direspons, perlu direspons, sehingga ada harapan perbaikan. Skenario "Rambo", skenario yang PD banget, sehingga apapun yang terjadi tak diperdulikan.
Mengenai skenario-skenario ini saya tulis satu bab "Merangkai Skenario Menang", dalam buku "Jurus Menang ala Samurai Sejati" (Gramedia). [Risfan Munir]
Friday, February 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment